Nama anggota kelompok :
Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak
Sumber : http://insaniaku.wordpress.com/2009/06/13/peranan-keluarga-dalam-pendidikan-emosional-anak/
Pendidikan Luar Sekolah
Classical Conditioning Di Kelas
Pembahasan :
1. Teori Pendidikan Keluarga
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat diperlukan bagi manusia. Pendidikan tidak harus berasal dari pendidikan formal. Pendidikan di keluarga juga merupakan suatu hal yang penting karena pendidikan di keluarga menjadi awal pendidikan selanjutnya seperti pendidikan di bidang formal mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan universitas. Ketika keluarga amapu memberikan pembelajarn awal yang baik maka untuk kedepannya anak akan menjadi sosok yang baik dalam hal beradaptasi. Setiap anak harus memiliki pendidikan yang tepat agar mampu bersaing di era globalisasi. Salah satu bentuk pendidikan dalam keluarga adalah classical conditioning misalnya saja pada kasus anak yang suka mencoret-coret di dinding sebaiknya anak tersebut tidak dilarang dengan membentaknya hal tersebutdapat membuat anak jadi malas menulis atau bahkan memiliki perasaan benci untuk menulis. Jika ingin dilarang sebaiknya dikatakan bahwa anak tersebut tidak boleh mencoret-coret di dinding dan diberikan buku sebagai pengganti tempat coret-coretan si anak.
Masaru Ibuka (1980), dalam tulisannya mengenai pendidikan anak, mengatakan bahwa anak hendaknya mulai ‘dididik’ sejak lahir. Alasan yang diberikan untuk memulai pendidikan pada masa dini antara lain adala: perkembangan otak cepat terbentuk pada usia dibawah tiga tahun, banyak keterampilan yang hanya dapat dikuasai bila dipelajari pada usia sangat dini.
Di dalam keluarga itu terdiri dari suami/ayah, istri/ibu dan anak tentunya. Ayah adalah penanggungjawab keluarga yang mengantarkan anak untuk memasuki lingkungan sekitar yang ada. Sedangkan ibu sebagai tokoh utama dan pendidik pertama bagi anak-anak. Ibu yang berkualitas akan memberikan pendidikan bagi anak-anaknya sehingga akan mencetak generasi-generasi yang berkualitas pula.
Menjadi orang tua yang bertanggungjawab dan dapat memberikan bekal pendidikan bagi anaknya memang tidak mudah. Hingga kini, tidak ada sekolah untuk menjadi bapak atau ibu, sehingga kesiapan seorang ayah dan ibu sangatlah diperhatikan sejak dari awal memutuskan untuk membina rumah tangga. Karakteristik pendidikan dalam keluarga, biasanya yang paling menonjol ialah tentang metode modelling. Karena memang interaksi dalam keluarga itu begitu intens, sehingga secara tidak langsung maupun langsung individu-individu yang ada dalam keluarga tersebut saling beridentifikasi.
Problema dalam Pendidikan Keluarga :
v Menelantarkan anak lebih berbahaya dibanding memanjakan
v Kebiasaan orang tua yang pencemas bisa menular pada anaknya.
v Ayah hendaknya sering berkomunikasi dengan anak-anaknya.
v Kemarahan dan kerewelan seorang anak kecil adalah pernyataan frustasi
Penyebab frustasi ini dapat bermacam-macam, antara lain:
§ Kondisi jasmani yang buruk
§ Terangsang emosinya akibat pengalaman yang tidak menyenangkan atau menakutkan
§ Kurang mendapatkan kesempatan untuk bergerak, sehingga energi yang berlebihan tidak terlampiaskan.
§ Kebiasaan temper tantrum untuk mendapatkan keinginannya
§ Mencintoh perilaku orang tuanya.
2. Teori Pendidikan Bimbingan Sekolah
Bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua siswa melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.
Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar :
1) Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama).
2) Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya.
3) Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.
4) Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan koran. Materi lainnya yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai berikut:
ü Pengembangan self-esteem
ü Pengembangan motif berprestasi.
ü Keterampilan pengambilan keputusan.
ü Keterampilan pemecahan masalah.
ü Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi.
ü Memahami keragaman lintas budaya.
ü Perilaku yang bertanggung jawab.
Pendidikan bimbingan di sekolah juga dapat diberikan kepada guru yang mengajar misalnya guru diminta untuk tersenyum saat memasuki kelas dan menanyakan kabar murid-muridnya. Hal tersebut diharapkan mampu membuat murid-murid merasa nyman dengan gurunya dan mampu berperan secara aktif dalam proses belajar. Bukan hanya pendidikan menyangkut bidang akademis yang diperlukan tetapi juga berupa bimbingan di sekolah. Dengan bimbinga di sekolah maka dapat diketahui mengenai kondisi murid-muridnya sehingga tidak akan menghambat proses belajar. Pendidikan di luar sekolah seperti kursus-kursus juga sangat diperlukan dalam menghadapi era globalisasi yang menuntut berbagai keahlian agar mampu bersaing.
Pembinaan mental dan spiritual juga diperlukan di sekolah. Hal ini bisa didapatkan melalui bimbingan di sekolah. Penanaman nilai baik-buruk, benar-salah dan sebagainya dominan dibentuk dalam interaksinya sehari-hari dalam realitas kehidupannya.
Kedua hal ini merupakan hal penting yang menunjukkan keterkaitan antara pendidikan luar sekolah dengan globalisasi. Dengan keterkaitan ini pula, tampak jelas bahwa pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Teori Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Ada beberapa tokoh dalam Psikologi pendidikan yaitu William James, John Dewey, E. L. Thorndike. Dalam Psikologi pendidikan dijelaskan juga mengenai cara mengajar yang efektif bagi para siswa. Mengajar adalah hal yang kompleks dan murid-murid yang dihadapi juga bervariasi sehingga tidak ada cara yang tunggal untuk mengajar yang efektif. Agar dapat menjadi pengajaran yang baik ada dua hal yang diperlukan yaitu :
o Pengetahuan dan keahlian profesional
Guru yang efektif adalah guru yang dapat memahami materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi yang baik dan didukung oleh metode pengajaran yang tepat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dimilki agar menjadi pengajar yang efektif adalah :
Ø Penguasaan materi pelajaran
Ø Strategi pengajaran
Ø Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
Ø Keahlian manajemen kelas
Ø Keahlian motivasional
Ø Keahlian komunikasi
Ø Bekerja secara efektif dengan murid lain dan latar belakang kultural yang berlainan
Ø Keahlian teknologi
o Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Hal ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid.
Salah satu metode yang dapat digunakan guru untuk membuat pen gajaran mereka berlangsung secara efektif adalah dengan menggunakan metode Classical conditioning. Metode tersebut menggunakan sistem reward dan diperlukan timing yang tepat dan konsisiten. Contohnya ada seorang murid yang mendapatkan nilai 100 untuk mata pelajaran tertentu maka guru bisa memujinya atau memberikan hadiah. Jika hal itu dilakukan sacara konsisten setiap murid berhasil mendapatkan nilai 100 maka dapat membuat murid semakin bersemangat dan dapat meningkatkan prilaku mereka.
sumber : Santrock, John. W,2010,Psikologi Pendidikan ( Edisi Kedua ),Jakarta:Kencana Prenada Media Grup
www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar