Pelajar yang “tidak biasa” adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Pada tulisan saya ini, saya akan membahas mengenai anak berbakat ( gifted ). Anak gifted diartikan sebagai anak yang berbakat yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata ( biasanya punya IQ di atas 130 atau punya keunggulan di beberapa bidang seperti seni, musik, atau matematika. )
Istilah gifted pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1869. Menurut Galton gifted merujuk pada suatu bakat istimewa yang tidak lazim dimiliki oleh manusia biasa yang ditunjukkan oleh seorang individu dewasa. Titik tekan konsepsi keberbakatan istimewa menurut Galton ada pada berbagai bidang. Ia memberi contoh seperti ahli kimia Madame Curie sebagai gifted chemist (ahli kimia dengan bakat luar biasa atau istimewa).
Menurut Galton keberbakatan istimewa ini adalah sesuatu yang sifatnya diwariskan. Artinya keberbakatan istimewa adalah suatu potensi yang menurun (genetically herediter). Anak-anak yang menunjukkan suatu bentuk bakat istimewa yang disebut sebagai gifted children.
Program untuk anak-anak berbakat di sekolah biasanya didasarkan pada kecerdasan dan prestasi akademik. Tetapi, belakangan ini kriteria diperluas dengan memasukkan beberapa faktor lain seperti kreativitas, dan komitmen.
Ciri – Ciri Anak Gifted
Menurut Ellen Winner ( 1996 ), seorang ahli di bidang kreativitas dan anak berbakat, mendeskripsikan tiga kriteria yang menjadi ciri anak berbakat yaitu :
1) Dewasa lebih dini ( precocity )
Anak berbakat adalah anak yang dewasa sebelum waktunya apabila diberi kesempatan untuk menggunakan bakat atau talenta mereka. Mereka dapat menguasai suatu bidang lebih awal dibandingkan dengan teman-teman mereka yang tidak berbakat. Dalam beberapa kasus yang ditemukan, anak berbakat dewasa lebih dini karena mereka dilahirkan dengan membawa kemampuan pada domain tertentu, walaupun bakat sejak lahir sudah ada tetapi tetap harus dipelihara dan dikembangkan.
2) Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
Anak berbakat secara berbeda belajar dengan cara yang berbeda dengan anak lain yang tidak berbakat. Mereka tidak membutuhkan banyak dukungan dari orang dewasa. Mereka sering membuat penemuan dan memecahkan masalah sendiri dengan cara yang unik di bidang yang menjadi bakat mereka.
3) Semangat untuk menguasai
Anak yang berbakat tertarik untuk memahami bidang yang menjadi bakat mereka. Mereka tidak perlu didorong oleh orantuanya. Mereka memiliki motivasi internal yang kuat.
Bakat adalah hal yang sangat kompleks. Bakat bukan hanya ditentukan oleh Nilai IQ-nya saja, akan tetapi merupakan faktor multidimensi dan dinamis (van Tiel).
Menurut Carpenter (2001) & Lyth (2003),mereka membagi anak berbakat dalam bebrapa kategori yaitu :
(I). Ringan (mild) IQ = 115-129
(II). Sedang (moderate) IQ = 130-144
(III). Tinggi (high) IQ = 145-159
(IV). Kekecualian (exceptional ) IQ = 160-179
(V). Amat sangat (Profound) IQ = 180 ke atas.
IQ normal berkisar antara 85-115, dengan normal absolute 100. Makin besar jaraknya dari nilai normal, makin membutuhkan modifikasi sarana pendidikan.
Terdapat 3 kelompok anak berbakat:
1. Berbakat global
Yaitu anak berbakat pada semua atau hampir semua area biasanya matematika dan verbal.
2. Berbakat matematika
Yaitu anak dengan kemampuan matematika yang tinggi. Anak ini akan baik dibidang spasial, sebab-sebab nonverbal, daya ingat.
3. Berbakat verbal
Yaitu anak dengan kemampuan bahasa yang kuat. Anak ini mampu berbahasa yang lebih bila dibandingkan dengan anak seusianya.
Umumnya pada anak berbakat, prestasi belajarnya juga tinggi. Tapi dapat pula ditemukan anak berbakat yang prestasinyanya tidak optimal bahkan sering kali bermasalah. Prestasi yang kurang ini sering dianggap karena faktor motivasi dan psikologis. Anak sering dianggap malas dan tidak bersungguh sungguh, dan sering kali orangtua disalahkan karena tidak menerapkan disiplin.
Anak berbakat, walau dengan atau tanpa berada dikelas akselerasi, tetapi mempunyai potensi untuk berkembang. Mereka termotivasi secara internal. Dengan adanya minat atau ketertarikan dan kesempatan, anak akan termotivasi. Jadi bila anak tertarik akan sesuatu dan terdapat kesempatan atau tantangan yang sesuai, maka dia akan dapat berprestasi (Brody 1997).
Terdapat juga beberapa bakat lainnya, yaitu :
- - Bakat kognitif
Yaitu sangat memperhatikan, penuh keingintahuan, sangat tertarik, kemampuan untuk mengetahui alasan (reasoning) sangat baik, perkembangan tentang abstraksi, dengan mudah dan cepat dapat melihat adanya hubungan antara ide, objek dan fakta, proses berpikirnya cepat dan fleksibel. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah (problem solving) nya sangat baik, belajarnya cepat, dengan sedikit praktek dan pengulangan.
- - Bakat sosial dan emosional
Yaitu tertarik dengan hal-hal philosofi dan sosial, sangat sensitive dan emosional, sangat memperhatikan kejujuran dan keadilan, perfeksionis, energic, rasa humornya berkembang baik, umumnya termotivasi dari dalam dirinya sendiri, hubungan baik dengan orangtua, guru dan orang dewasa lain.
- - Bakat bahasa
Yaitu memiliki perbendaharaan kata yang sangat banyak, dapat membaca pada usia sangat dini, membacanya cepat dan sangat luas.
- - Bakat yang lain
Yaitu senang mempelajari sesuatu yang baru, menyenangi aktifitas intelektual, melakukan permainan intelektual, kritis dan penuh evaluative, perkembangannya asinkron (Bainbridge).
Mendidik anak berbakat
Ada empat program yang dapat digunakan untuk mendidik anak berbakat yaitu :
· 1. Kelas Khusus.
Kelas khusus selama masa sekolah reguler dinamakan program “pull-out”. Beberapa kelas khusus diselenggarakan setelah sekolah reguler atau di masa liburan.
· 2. Akselerasi dan pengayaan di kelas reguler
Program pengayaan adalah memberi murid kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran yang tidak didapatkan di kurikulum umum. Salah satu tipe program pengayaan adalah mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif dan memberi mereka kesempatan untuk memilih sendiri bidang studinya. Anak yang akan dimaksukkan dalam program semacam ini akan dipilih berdasarkan banyak kriteria, termasuk kriteria kreativitas dan komitmen.
· 3. Program mentor dan pelatihan
· 4. Kerja/ studi/ atau program pelayanan masyarakat.
Sumber :
Santrock, John. W. 2010. Psikologi Pendidikan (edisi kedua ), Jakarta : Kencana Media Prenada Grup.
http://ricows.wordpress.com/2009/01/13/menggagas-pendidikan-terbaik-bagi-anak-gifted/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar