Selasa, 01 Februari 2011

Psikologi Pendidikan dan fenomena pendidikan

Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan.
Beberapa tokoh dalam psikologi pendidikan yaitu Wiliam James,John Dewey, E.L. Thorndike.

Lalu,apa sebenarnya tujuan dari Psikologi pendidikan?
Tujuan Psikologi pendidikan yaitu memberi pengetahuan mengenai riset yang dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ilmu psikologi pendidikan sangatlah dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Sejarah telah mencatat peran William James (1842 – 1910) dalam dunia pendidikan yang telah memberikan sumbangan pemikiran akan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar dikelas guna meningkatkan mutu pendidikan melalui kuliahnya yang bertajuk “Talks to Teachers”, John Dewey (1859-1952) telah memberikan sumbangan tentang konsep anak sebagai pembelajar aktif (active learner), kemudian Skinner (1954) telah mengembangkan konsep programmed learning (pembelajaran terprogram).


“Pendidikan tidak mempunyai tujuan lain diluar pendidikan. Nilainya bersumber dari prinsip dan standart yang tersirat di dalamnya. Menjadi seorang yang terdidik tidak harus sampai pada suatu tujuan, tetapi mempunyai suatu pandangan yang berbeda.”
Bagaimana sebenarnya fenomena pendidikan di Indonesia dan kualitasnya?
Di dalam dunia pendidikan di Indonesia bisa dilihat bahwa banyak fenomena di bidang pendidikan yang terjadi.Kebanyakan fenomena yang terjadi bukanlah hal yang positif tetapi leih merupakan menunjukkan pada kualitas pendidikan yang tidak begitu baik.
Jika melihat pada negara-negara lain yang memang sudah dikatakan makmur, kualitas pendidikan di Indonesia belum bisa menyaingi mereka.
Contohnya yaitu sistem pendidikan yang tidak merata di Indonesia, bisa dilihat bahwa masih banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang tidak layak dihuni dan juga ketersediaan tenaga pengajar yang sangat minim. Hal ini juga bisa dilihat di kota-kota besar bahwa sistem pendidikannya tidak merata mulai dari fasilitas sekolah dan juga kualitas guru yang mengajar di sekolah. Misalnya di kota Medan, fenomena paling nyata yang dapat dilihat yaitu perbedaan antara sekolah yang bertaraf internasional dan sekolah yang dikelola pemerintah. Beberapa sekolah yang bertaraf internasional sudah memiliki sarana yang lengkap mulai dari gedung yang bagus,kualitas pendidik yang baik dan juga sudah memiliki jaringan untuk mengakses internet di sekolah. Tetapi beberapa sekolah bahkan hanya memiliki gedung seadanya dan fasilitas yang minim.

lalu bagaimana mungkin anak-anak mendapatkan kulitas pendidikan yang sama jika apa yang mereka terima sangat berbeda?
sedangkan untuk mencapai kelulusan dari sekolah ditetapkan nilai batas minimum yang sama bagi semua sekolah yang ada.
Belum lagi masalah ekonomi yang membuat banyak anak tidak dapat mengecap bangku pendidikan.
Sebaiknya memang diperlukan suatu sistem yang dapat membuat kualitas pendidikan di Indonesia bisa diterima secara merata. Jika ingin kualitas pendidikan di Indonesia mendapatkan posisi yang sama dengan negara-negara lain maka memang diperlukan suatu pembahuruan bukan saja bagi sekolah yang ada tetapi juga dari kualitas kurikulum dan tenaga pendidik dan salah satunya yang penting yaitu kemauan dari orang-orang yang dididik bahwa mereka memang ingin diakui oleh orang-orang dan mendapatkan kualitas pendidikan yang sesuai.

Sumber :
Santrock, John.W, Psikologi Pendidikan, 2010, Jakarta: Kencana
http://fppi.blogspot.com
http://fandi4tarakan.wordpress.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar